Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata, “Ketahuilah, –
semoga Allah merahmatimu -, bahwa wajib bagi kita mendalami empat
masalah:
- Ilmu, yaitu mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal agama Islam, berdasarkan dalil.
- Mengamalkan ilmu tersebut.
- Berdakwah dan mengajak orang lain kepadanya.
- Bersabar menghadapi segala rintangan dalam hal tersebut.
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala: “Demi masa – Sesungguhnya setiap
manusia benar-benar berada dalam kerugian, – kecuali orang-orang yang
beriman, melakukan segala amal saleh dan saling nasehat-menasehati untuk
(menegakkan) yang haq, serta nasehat-menasehati untuk (berlaku) sabar”.
(Terj. Al-Ashr: 1-3).
Agama Islam memiliki banyak keistimewaan, di antaranya adalah:
1. Hanya Islam agama yang diridhai Allah dan diterima-Nya.
Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman: “Barangsiapa mencari agama
selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah diterima (agama itu) dari
padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85)
2. Islam adalah agama yang lengkap
Allah Subhaanahu wa Ta’aala juga berfirman: “Pada hari ini telah
Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu“. (QS. Al Maidah: 3)
Dengan turunnya ayat ini, maka menjadi lengkaplah agama Islam sehingga tidak butuh lagi kepada penambahan.
Imam Malik rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang berbuat bid’ah
dalam Islam yang dipandangnya baik, maka sesungguhnya ia telah
menyangka bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengkhinati
risalahnya, karena Allah berfirman, “Pada hari ini telah Aku
sempurnakan untuk kamu agamamu”, oleh karenanya sesuatu yang pada waktu
itu tidak termasuk agama, sekarang pun sama tidak termasuk agama”.
Di antara bukti lengkapnya Islam adalah Islam sampai mengatur masalah buang air.
Salman radhiyallahu ‘anhu pernah ditanya: “(Apakah) Nabi kalian
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan semuanya sampai masalah buang
air?” Salman menjawab, “Ya, Beliau melarang kami buang air besar maupun
kecil menghadap kiblat, beristinja’ (cebok) dengan tangan kanan,
beristinja’ dengan batu yang kurang dari tiga dan beristinja’
menggunakan tahi binatang maupun dengan tulang”. (HR. Muslim)
Dalam Islam, permasalahan-permasalahan yang tidak berubah di setiap waktu
dan tempat seperti masalah ‘aqidah dan ibadah diterangkan secara
tafshil (rinci) dan banyak sekali dalil yang datang, sehingga seseorang
tidak bisa menambah-nambah atau mengurangi.
Adapun dalam masalah yang berubah-ubah karena perbedaan tempat atau
kurun waktu, seperti masalah peradaban, politik, mu’amalah maka Islam
menerangkannya secara ijmal (garis besar) agar sejalan dengan maslahat
manusia di setiap zaman dan setiap tempat.
3. Risalah Islam diperuntukkan untuk semua manusia
“Demi Allah yang jiwa Muhammad di Tangan-Nya, tidak ada seorang
pun yang mendengar tentang diriku dari umat ini; baik orang Yahudi
maupun Nasrani, lalu ia meninggal dalam keadaan tidak beriman kepada
yang kubawa (yakni agama Islam) kecuali ia pasti termasuk penghuni
neraka.” (HR. Muslim)
4. Islam adalah agama para nabi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Saya adalah
manusia paling dekat dengan Isa putera Maryam di dunia dan akhirat. Para
nabi itu saudara sebapak, namun ibu mereka berlainan, agama mereka sama.” (HR. Bukhari)
Hal itu, karena Islam jika dimaknakan secara umum adalah beribadah
hanya kepada Allah Ta’ala dan menjauhi sesembahan selain Allah sesuai
syari’at rasul yang diutus. Oleh karena itulah, agama para nabi adalah
Islam. Orang-orang yang mengikuti rasul di zaman rasul tersebut diutus
adalah orang Islam (muslim).
Orang-orang Yahudi adalah muslim di zaman Nabi Musa ‘alaihis salaam
diutus dan orang-orang Nasrani adalah muslim di zaman Nabi ‘Isa ‘alaihis
salaam diutus, adapun setelah diutusnya Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam, maka orang muslim adalah orang yang mengikuti
(memeluk) agama Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan yang
tidak mau memeluk agama Beliau adalah orang-orang kafir.
5. Agama Islam penuh dengan maslahat dan cocok di setiap zaman, di setiap tempat dan setiap ummat.
Yakni orang yang berpegang dengan agama Islam pasti berada di atas
kebaikan dan kemajuan. Hal itu, karena memang Islam tidak menghalangi
kemajuan bahkan mendorong untuk maju; mendorong mereka berfikir, bekerja
dan berusaha. Sebaliknya, Islam mencela orang yang tidak menggunakan
akalnya, bersikap taqlid (mengekor) serta malas bekerja dan berusaha.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh, jika
salah seorang di antara kamu mengambil talinya, lalu membawa seikat
kayu bakar di atas punggungnya, kemudian dijualnya sehingga Allah
menjaga kehormatannya, lebih baik daripada ia meminta-minta kepada
manusia, terkadang mereka memberi dan terkadang tidak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Islam adalah agama yang mudah
Di dalam Agama Islam, tidak ada sesuatu yang menyulitkan manusia baik dalam masalah keyakinan maupun dalam masalah amalan, semuanya mudah diyakini dan diamalkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya agama (Islam) mudah, tidak ada seorang pun yang hendak menyusahkan agama (Islam) kecuali ia akan kalah“. (HR. Bukhari)
Di antara prinsip Islam adalah ‘adamul haraj (meniadakan kesulitan).
Oleh karena itu, Islam meringankan hukum-hukum untuk memudahkan manusia
dengan beberapa cara, di antaranya:
- Pengguguran kewajiban dalam keadaan tertentu, misalnya tidak wajibnya melakukan ibadah haji bagi yang tidak aman.
- Pengurangan kadar dari yang telah ditentukan, seperti mengqashar shalat bagi orang yang sedang melakukan perjalanan.
- Penukaran kewajiban yang satu dengan yang lainnya. Misalnya, kewajiban wudhu’ dan mandi diganti dengan tayammum.
- Mendahulukan, yaitu mengerjakan sesuatu sebelum waktu yang telah
ditentukan secara umum (asal), seperti jama’ taqdim, melaksanakan shalat
‘Ashar di waktu Zhuhur.
- Menangguhkan, yaitu mengerjakan sesuatu setelah lewat waktu asalnya,
seperti jama’ ta’khir, misalnya melaksanakan shalat Zhuhur di waktu
‘Ashar.
- Perubahan, yaitu bentuk perbuatan berubah-ubah sesuai situasi yang
dihadapi, seperti dalam shalat khauf (ketika perang). Allah Ta’ala
berfirman: “Jika kamu dalam Keadaan takut (bahaya), maka shalatlah
sambil berjalan atau berkendaraan. kemudian apabila kamu telah aman,
maka sebutlah Allah (shalatlah).(QS. Al Baqarah: 239). Demikian juga
ketika sakit yang membuat seseorang tidak sanggup berdiri, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalatlah sambil berdiri. Jika
tidak sanggup, maka sambil duduk. Jika tidak sanggup, maka sambil
berbaring.” (HR. Bukhari)
7. Perintah dan larangan yang ada dalam agama Islam tujuannya
adalah untuk menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga
keturunan dan menjaga harta, bahkan secara umum untuk kebaikan dan
kebahagiaan manusia.
Contoh menjaga agama adalah dilarangnya perbuatan syirk dan diperintahkannya tauhid.
Contoh menjaga jiwa adalah dilarangnya membunuh kecuali dengan alasan
yang benar. Contoh menjaga akal adalah dilarangnya meminum minuman
keras. Contoh menjaga harta adalah dilarangnya mencuri, merampas dsb.
8. Islam datang untuk membersihkan manusia luar dan dalam.
Contoh membersihkan bagian luar manusia adalah dengan
diperintahkannya bersuci dari hadats (yakni dengan wudhu’, mandi atau
tayammum) dan membersihkan diri dari najis. Sedangkan contoh
membersihkan bagian dalam adalah dengan diperintahkannya bertobat dari
segala macam dosa dan maksiat yang menodai batin seseorang.
Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al Baqarah: 222)
9. Islam memerintahkan berakhlak mulia dan melarang berakhlak tercela
Diperintahkannya oleh Islam berbakti kepada orang tua dan dilarang mendurhakainya. Diperintahkannya berbuat baik kepada tetangga
dan dilarang menyakitinya. Diperintahkannya berkata jujur dan dilarang
berdusta, diperintahkannya menepati janji dan dilarang mengingkarinya,
diperintahkannya menyambung tali silaturrahmi dan dilarang memutuskannya
serta diperintahnya bersikap adil dan dilarang berbuat zhalim.
Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman: “Sesungguhnya Allah
menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran.” (QS. An Nahl: 90)
10. Islam dan pembawanya datang sebagai rahmat bagi alam semesta
Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman: “Dan Tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al Anbiya’: 107)
Tidak hanya bagi manusia, bahkan hewan pun memperoleh rahmat
Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:”Sayangilah
makhluk yang ada di bumi, niscaya yang berada di atas langit (Allah)
akan menyayangimu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Hakim,
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 3522)
11. Islam tidak hanya memperbaiki hubungan manusia dengan
sesama, tetapi memperbaiki hubungan manusia dengan Allah Tuhannya dan
dengan dirinya sendiri
“Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, iringilah
perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan baik akan
menghapusnya dan bergaullah dengan manusia memakai akhlak yang baik.” (Hasan shahih, HR. Tirmidzi)
12. Islam datang untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya
Rib’iy bin ‘Amir, salah seorang dari generasi salaf pernah
ditanya oleh Rustum raja Persia: “Siapa yang mengirim anda?” ia
menjawab: “Allah yang mengirim dan membawa kami agar Dia membebaskan
siapa saja yang dikehendaki-Nya dari penyembahan kepada manusia menuju
penyembahan kepada Allah, dari sempitnya dunia menuju kelapangannya dan
dari kezhaliman berbagai agama menuju keadilan Islam. Dia mengutus kami
membawa agama-Nya kepada makhluk-Nya agar kami mengajak mereka
kepadanya.”
13. Islam juga sebagai agama yang wasath (pertengahan) antara melewati batas dan meremehkan
Contohnya dalam masalah ekonomi, Islam pertengahan antara kapitalisme yang mengumpulkan harta
sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara tanpa melihat halal dan
haramnya, dengan komunisme yang tidak menghormati harta orang lain,
tidak peduli meskipun untuk mendapatkannya harus menekan dan menzalimi
manusia. Islam berada di tengah-tengah dalam berekonomi; Islam datang
untuk menjaga harta dan mencarinya dengan cara-cara yang benar, jauh
dari kezaliman, penipuan, gharar dan riba.
14. Islam adalah agama yang sesuai fitrah manusia
Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman: “Maka hadapkanlah wajahmu
dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.” (QS. Ar Ruum: 30)
Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama, yaitu agama
tauhid (Islam). Kalau ada manusia yang tidak beragama tauhid, maka hal
itu tidaklah wajar. mereka tidak bertauhid itu hanyalah karena pengaruh
lingkungan.
15. Prinsip tasyri’ (ajaran) Islam adalah menegakkan
maslahat, menjunjung nilai-nilai keadilan, tidak menyulitkan, sedikit
tuntutan, lebih memperhatikan kepentingan bersama daripada kepentingan
perorangan dan tadarruj/bertahap dalam tasyri’ (menetapkan
undang-undang/aturan)
Semua prinsip ini ada dalam hukum Islam, namun karena keterbatasan risalah sehingga kami tidak dapat berpanjang lebar.
Sumber: mimbarjumat.com (penulis: Marwan Hadidi)